Pendakian Merapi

Photo ini diambil diatas puncak gunung merapi jawa tengah pada saat beberapa hari sebelum merapi meletus (25 Oktober 2010).

Gunung Bromo

Belakang saya ini adalah Gunung Bromo yan terletak di daerah perbatasan Lumajang-Probolinggo-Pasuruan-Malang.

Kumpul-kumpul

Inilah kegiatan kami kalo pas malam hari,Ngopi pinggir jalan.

Teman Kuliah

Teman-teman kalau pas lagi pada narsis.

Kunjungan Industri

Kunjungan industri ini kami laksanakan ketika kami memasuki semester 5. Tempat industri yang kami kunjungi adalah Jawa Pos dan J-TV.

Minggu, 19 Desember 2010

PENULISAN DAFTAR PUSTAKA

A. Ketentuan Umum

Ketentuan-ketentuan umum penulisan Daftar Pustaka dalam sebuah karya ilmiah adalah berikut:
  1. Hanya referensi-referensi yang disebut dalam teks utama yang dimasukkan dalam daftar referensi. Gunakan judul Daftar Pustaka pada halaman yang memuat daftar referensi.
  2. Referensi-referensi berupa hasil komunikasi personal, wawancara, dan sejenisnya, tidak dimasukkan dalam Daftar Pustaka (kecuali hasil wawancara yang dimuat dalam suatu penerbitan).
  3. Gelar pengarang tidak dicantumkan.
  4. Daftar referensi disusun menurut abjad dengan satu spasi.
  5. Ketik baris pertama dari setiap referensi rata kiri, dan baris selanjutnya masuk ke dalam (hanging) satu sentimeter atau lima spasi.
  6. Dari satu referensi ke referensi lainnya diberi jarak dua spasi.
  7. Jika referensi dalam Daftar Pustaka terdiri dari berbagai kategori (buku, dokumen-dokumen, koran/majalah, sumber internet, dsb), kelompokkan referensinya sebagai berikut:
    a. Untuk buku-buku, jurnal, proceedings, laporan penelitian, diktat, dan sejenisnya, tidak perlu diisi nama kategori (referensi utama)
    b. Masukkan referensi berupa Undang-Undang, Peraturan, SK, dokumen-dokumen, Berita Acara, dan sejenisnya dalam kategori:
    Dokumen-Dokumen.
    c. Masukkan referensi yang berasal dari majalah, koran ke dalam
    kategori: Majalah [jika hanya berisi sumber dari majalah], Koran
    [jika hanya berisi sumber dari], atau Majalah/Koran [jika berisi sumber dari majalah dan koran].
    d. Masukkan referensi yang berasal dari internet dalam kategori:
    Sumber Internet.
    e. Dan kategori lainnya (bila dianggap perlu)
B. Ketentuan Khusus:

Ketentuan-ketentuan khusus dalam penulisan Daftar Pustaka dijelaskan
dalam uraian berikut:

1. Referensi dari Buku:

a. Daftar Pustaka disusun menurut urutan abjad.
b. Penyebutan referensi dalam Daftar Pustaka dimulai dengan nama penulis (nama keluarga/belakang, nama depan) [titik], tahun publikasi [titik], judul buku dicetak miring [titik], tempat publikasi
[titik dua], penerbit [titik]. Contoh:

c. Buku yang dikarang oleh dua atau tiga pengarang, penulisannya sebagai berikut berikut:

d. Jika sebuah buku mempunyai empat atau lebih penulis, cantumkan penulis pertama, diikuti dengan et al. untuk mengindikasikan penulis lainnya:


e. Jika sebuah buku terdiri tiga pengarang atau lebih dan ada pengarang yang namanya terdiri dari satu kata (tanpa nama keluarga/belakang), maka penulisannya memakai tanda titik koma (;) untuk membedakan pengarang satu dengan lainnya. Contoh:

f. Jika referensinya adalah seorang pengarang dengan dua karya ilmiah maka nama pengarang tersebut di urutan kedua ditulis dengan “ .” (garis bawah panjang [titik], yang artinya sama atau idem) dan referensinya diurut secara kronologis (tahun terbit tulisan/buku), bukan secara alfabetis. Contoh:

g. Jika referensi pertama adalah seorang pengarang dengan karya ilmiah yang dibuat sendiri, dan dalam referensi kedua pengarang ini membuat karya ilmiah dengan orang lain, maka referensi kedua ditulis dengan “ , dan pengarang lain” (garis bawah panjang [koma] dan pengarang lain). Contoh:

Dengan pola penulisan yang sama, referensi di Daftar Pustaka bisa seperti di bawah ini:
h. Referensi dengan pengarang yang sama dan tahun terbit yang sama disusun secara alfabetis dan ditandai dengan huruf kecil (a, b, c) tepat setelah tahun.
i. Sebuah buku yang ditulis oleh korporat, lembaga atau organisasi disusun seperti berikut :
j. Untuk buku yang diedit, di dalam Daftar Pustaka referensinya disusun
seperti berikut :
k. Artikel dalam buku:
Tahun terbit referensi untuk artikel dalam buku hanya ditulis satu kali (karena umumnya sama), kecuali disebutkan bahwa tahun terbit artikel untuk pertama kalinya (atau copyrightnya) berbeda dengan tahun terbit buku.
2. Referensi dari Diktat/Bahan Ajar:
3. Referensi dari Terbitan Berkala Ilmiah (Jurnal Ilmiah, dsb)
a. Jika Volume dan Nomor terbitannya lengkap, penyebutannya: nama jurnal, volume, nomor (dalam kurung), halaman.

b. Jika tidak ada Volume-nya:
4. Referensi dari Majalah
Penulisan referensi yang bersumber dari majalah adalah sebagai berikut :
a. Jika ada nama pengarangnya:
b. Jika tidak ada nama pengarangnya:
5. Referensi dari Surat Kabar/Koran
a. Jika ada nama pengarangnya:
b. Jika tidak ada nama pengarangnya :
6. Referensi dari Abstrak
Jika mengutip dari abstrak, penulisannya sama halnya dengan mengutip dari majalah atau jurnal, tetapi dengan mencantumkan kata “Abstrak” dalam tanda kurung “[ ]”.
7. Referensi dari Review Buku
Contoh berikut merupakan cara menulis referensi yang berasal dari
review sebuah buku.
8. Hasil Wawancara Tertulis dalam Sebuah Penerbitan
Referensi hasil wawancara yang dimuat dalam sebuah tulisan, penulisan referensinya adalah sebagai berikut:
9. Sumber dari Internet
a. Artikel online yang referensinya lengkap
b. Artikel Jurnal yang online
c. Artikel online yang referensinya tidak lengkap
1) Tanpa tempat terbit dan penerbit:
2) Tanpa tahun terbit, tempat terbit, dan atau penerbit:
10. Online Massages
Teks-teks atau pesan-pesan online yang dapat diakses oleh pembaca seperti pesan-pesan yang dikirimkan pada sebuah newsgroup, discussion/mailing list (mail forum), signboard atau forum online ( web forum) , dan l a i n sebagainya—daftar referensi di dalam Daftar
Pustaka dibuat sebagai berikut:
11. Cakram Digital (CD, VCD, DVD, dsb)
12. Pita Kaset Video (Videotape)

ETOS KERJA

Etos sendiri berasal dari bahasa Yunani yang berarti adat dan kebiasaan. Menurut Jansen Sinamo, maka etos merupakan kunci dan fondasi keberhasilan suatu masyarakat atau bangsa diterima secara aklamasi. Selain itu, etos merupakan syarat utama bagi semua upaya peningkatan kualitas tenaga kerja atau SDM, baik pada level individual, organisasional, maupun sosial. Selain itu, metode pembangunan integritas bangsa harus dilakukan secara fokus dan serius, membawa misi perbaikan dalam proses berkesinambungan, serta keterlibatan total dari seluruh elemen masyarakat Indonesia.


Kerja sebagai kehormatan, dan karenanya kita wajib menjaga kehormatan itu dengan menampilkan kinerja yang unggul (excellent performance). Kehormatan itu berakar pada kualitas dan keunggulan. Misalnya, Singapura, meskipun negeri kecil dari segi ukuran, tetapi tinggi dari segi mutu birokrasi, nyaris bebas KKN, dan unggul di bidang SDM dan pelayanan sehingga memperoleh status terhormat dalam percaturan bangsa-bangsa.


Yang utama adalah keunggulan budi dan keunggulan karakter yang menghasilkan kerja dan kinerja yang unggul pula. Tentunya, keunggulan tersebut berasal dari buah ketekunan seorang manusia Mahakarya. Kemampuan menghayati pekerjaan menjadi sangat penting sebagai upaya menciptakan keunggulan. Intinya, bahwa saat kita melakukan suatu pekerjaan maka hakikatnya kita sedang melakukan suatu proses pelayanan. Menghayati pekerjaan sebagai pelayanan memerlukan kemampuan transendensi yang bersifat melampaui ruang gerak manusia yang kecil.